Pengertian Proses Bisnis dan Perkembangan Revolusi Industri


Bisnis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang atau beberapa orang untuk mendapatkan sesuatu keuntungan atau nilai tertentu melalui berbagai aktivitas, seperti produksi, penjualan, pembelian pada benda atau barang dan jasa baik berbentuk nyata (mempunyai dimensi) maupun berbentuk maya (digital).

Aktivitas produksi merupakan upaya untuk mengolah benda atau barang melalui berbagai upaya merubah dari bentuk, tampilan, sifat dengan berbagai cara sehingga benda atau barang tersebut mempunyai nilai lebih baik dari sebelumnya sesuai kebutuhan. Bisnis dapat berjalan berawal dari seorang wirausaha yang mempunyai ide serta gagasan kreatif dan inovatif terhadap peluang yang ada. Tujuannya untuk memperoleh keuntungan sehingga menciptakan bisnis baru yang belum ada atau masih jarang di masyarakat. Seorang wirausaha (pengusaha) dalam membuat atau memproduksi benda atau barang dikenal dengan istilah industri.


Perubahan aspek kehidupan dan perilaku masyarakat global memengaruhi dunia industri yang dikenal dengan revolusi industri.


Revolusi Industri merupakan serangkaian perubahan mendasar dalam produksi, teknologi, dan sosial ekonomi yang berdampak besar pada masyarakat dan ekonomi. Sejak awal abad ke-18, telah terjadi empat gelombang utama dalam perkembangan revolusi industri. Berikut adalah ringkasan dari setiap gelombang tersebut:


1. Revolusi Industri 1.0  (1760-1840):

Revolusi Industri pertama dimulai di Inggris dan ditandai oleh pengenalan mesin-mesin tekstil seperti mesin tenun dan mesin pemintal, yang menggantikan produksi tenun tangan dan pemintalan manual. Penemuan mesin uap menjadi tonggak penting dalam periode ini, memungkinkan energi yang lebih efisien untuk digunakan dalam berbagai industri. Revolusi Industri Pertama mengubah cara produksi, membawa migrasi penduduk dari pedesaan ke kota untuk bekerja di pabrik-pabrik, dan mengubah struktur sosial ekonomi.


2. Revolusi Industri 2.0 (1870-1914):

Gelombang kedua mencakup pengenalan teknologi baru seperti listrik, mesin-mesin berbahan bakar minyak, dan produksi massal. Mesin-mesin ini memungkinkan produksi lebih cepat dan efisien, serta memicu perkembangan sektor-sektor seperti otomotif, kimia, dan elektronik. Jalur kereta api dan kapal laut juga menjadi lebih canggih, menghubungkan pasar-pasar global secara lebih efisien. Revolusi Kedua memberikan kontribusi besar pada urbanisasi dan perubahan dalam pola pekerjaan.


3. Revolusi Industri 3.0 (sekitar 1960-an - sekarang):

Revolusi Ketiga adalah tentang teknologi digital dan komputer. Pengenalan mikroprosesor dan komputer pribadi membawa perubahan mendalam dalam komunikasi, pengolahan data, dan otomatisasi. Internet menjadi pendorong utama perkembangan ini, membawa globalisasi ekonomi, perubahan dalam cara bisnis dilakukan, dan pertumbuhan industri teknologi informasi.


4. Revolusi Industri 4.0 (masih berlangsung):

Revolusi Keempat mengacu pada konvergensi teknologi fisik, digital, dan biologis. Ini mencakup perkembangan dalam bidang seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), manufaktur canggih, bioteknologi, dan lainnya. Revolusi Keempat mengubah cara produksi, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Dampaknya mencakup perubahan dalam sistem produksi dengan pabrik pintar dan otomatisasi yang lebih lanjut, serta pertimbangan etika dan keamanan dalam pengembangan teknologi baru.


Selama perkembangan revolusi industri, masyarakat mengalami perubahan dramatis dalam cara mereka bekerja, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan teknologi. Revolusi ini tidak hanya membawa kemajuan teknologi, tetapi juga tantangan baru yang memerlukan adaptasi dan kebijakan yang bijaksana untuk mengatasi dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang muncul.






Post a Comment

0 Comments